会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 Inflasi hingga Upah Masih Naik, Jepang Mampu Tahan Dampak Tarif AS!

Inflasi hingga Upah Masih Naik, Jepang Mampu Tahan Dampak Tarif AS

时间:2025-06-06 13:39:09 来源:quickq官网下载电脑版官方 作者:娱乐 阅读:656次
Warta Ekonomi,quickq安卓版官方下载网址 Jakarta -

Gubernur Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda mengatakan bahwa ekonomi negaranya mampu menahan tekanan dari kebijakan tarif baru dari Amerika Serikat (AS). Pihaknya juga yakin akan dapat  mempertahankan siklus inflasi yang disertai pertumbuhan upah dari Negeri Sakura.

Ueda mengakui bahwa ketidakpastian kebijakan perdagangan dan tarif yang dikenakan bisa berdampak negatif terhadap ekspor, mendorong perusahaan menunda investasi modal, dan membuat mereka enggan menaikkan upah.

Inflasi hingga Upah Masih Naik, Jepang Mampu Tahan Dampak Tarif AS

Inflasi hingga Upah Masih Naik, Jepang Mampu Tahan Dampak Tarif AS

Baca Juga: Meutya Hafid Pamer Internet Capai 79,5% di Jepang

Inflasi hingga Upah Masih Naik, Jepang Mampu Tahan Dampak Tarif AS

“Kebijakan tarif baru-baru ini akan memberikan tekanan ke bawah pada perekonomian kami melalui berbagai saluran,” kata Ueda dilansir dari Reuters, Rabu (4/6).

Inflasi hingga Upah Masih Naik, Jepang Mampu Tahan Dampak Tarif AS

“Meski begitu, kami memperkirakan perekonomian dapat menahan tekanan tersebut karena laba korporasi yang historis tinggi berfungsi sebagai penyangga," tambahnya.

Ia juga menyebut bahwa ketatnya pasar tenaga kerja akan membantu mempertahankan tren kenaikan upah dan harga secara bersamaan — prasyarat penting untuk kenaikan suku bunga berikutnya di Jepang.

BOJ memperkirakan inflasi konsumen inti akan stagnan sementara, namun tetap meyakini bahwa tren akan meningkat secara bertahap menuju target 2%.

“Meski perkembangan kebijakan perdagangan sejak musim semi berdampak lebih besar dari yang kami perkirakan, kemajuan menuju target inflasi terus menunjukkan momentum,” ujar Ueda.

Ekonomi Jepang sendiri mengalami kontraksi pada kuartal pertama tahun ini, dengan pertumbuhan ekspor yang melambat pada April. Hal ini dipandang sebagai sinyal awal dampak negatif dari tarif tinggi terhadap pemulihan ekonomi yang masih rapuh.

Outlook ekonomi yang makin suram memaksa bank sentral untuk memangkas tajam proyeksi pertumbuhan dan inflasi pada 1 Mei. Hal tersebut akan mempersulit keputusan bank sentral terkait waktu kenaikan suku bunga berikutnya.

“Meski perlambatan pertumbuhan bisa menekan inflasi, data terbaru harga konsumen menunjukkan perusahaan masih terus meneruskan kenaikan biaya kepada konsumen dalam berbagai jenis barang,” jelas Ueda.

Namun demikian, ia menyampaikan optimisme bahwa apabila negosiasi dagang internasional membuahkan hasil dan ketidakpastian kebijakan perdagangan mereda, maka perekonomian global akan kembali ke jalur pertumbuhan moderat — yang pada akhirnya akan mempercepat pemulihan ekonomi Jepang.

Baca Juga: BAIC Mulai Produksi SUV di Indonesia, Siap Saingi Merek Jepang

Ueda, terkait waktu kenaikan suku bunga berikutnya, enggan memberikan sinyal spesifik dan menegaskan keputusan akan tetap bergantung pada perkembangan ekonomi dan harga di masa depan.

(责任编辑:热点)

相关内容
  • Transportasi Udara Jadi Senjata Baru Indonesia Lawan Ilegal Fishing
  • FOTO: Galungan, Jejak Harmoni di Tanah Dewata
  • Jaga Kesehatan Ginjal dengan Daun Gedi, Ini 7 Manfaatnya
  • Lebaran Sebentar Lagi! Pastikan Nama Kamu Terima Saldo Dana BLT BBM 2025
  • Tamu Hotel Disarankan Tak Lupa Gerendel Pintu Kamar, Ini Alasannya
  • Lebaran Sebentar Lagi! Pastikan Nama Kamu Terima Saldo Dana BLT BBM 2025
  • FOTO: Menikmati 'Tarian' Api Lava Gunung Kilauea di Hawaii
  • 5 Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar Bikin Awet Muda
推荐内容
  • Firli Bahuri Kembali Mangkir Pemeriksaan Kasus Pemerasan Syahrul Yasin Limpo di PMJ
  • Bukan Jakarta, Kini Bandung Jadi Kota Termacet di Indonesia
  • Penerbangan Putar Balik Gara
  • Enam Bulan Jadi Presiden, Prabowo Klaim Selamatkan Ratusan Triliun Uang Rakyat
  • Erick Thohir Tunjuk Bayu Krisnamurthi Jadi Dirut Perum BULOG, Gantikan Budi Waseso
  • 30 Ucapan Jumat Agung 2025 Sarat Makna, Bahasa Indonesia dan Inggris