Tarif Tol JORR Sama, Alasannya 'Masuk Akal'
Integrasi tarif tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) dimulai 29 September 2018 mendatang, para pengguna baik jarak dekat maupun jauh bakal dikenakan biaya yang sama yakni Rp15 ribu untuk kendaraan golongan I.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPTJ) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Herry Trisaputra Zuna, mengatakan bagi pengguna tol JORR yang kurang dari rata-rata jarak 17,6 km tentu merasa dirugikan, karena hitungan tarifnya naik dari Rp9.500 menjadi Rp 15.000.
"Tapi kalau lebih dari 17,6 km dia pasti akan lebih untung, karena bayar lebih murah," ujarnya di Jakarta, Sabtu (22/9/2018).
Menurutnya, salah satu alasan pemerintah dan BPJT mengambil kebijakan itu untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Sebab pengguna tol sepanjang 76 km itu harus berhenti di beberapa titik, kembali membayar tarif tol bagi mereka pengendara jarak jauh.
"Misalnya di Seksi W1, itu kan harus ada gerbang di Meruya untuk memisahkan ini uangnya JORR W1 dan ini uangnya JORR yang lain. Nanti harus berhenti lagi di Semper dan Rorotan, oh ini uangnya JORR ini dan uangnya HK," jelasnya.
Banyaknya gerbang tol di JORR juga sering kali menimbulkan kemacetan. Padahal bagi mereka pengguna tol JORR jarak jauh tidak seharusnya berhenti berlama-lama.
"Kalau yang berhenti sedikit nggak apa-apa, tapi akibatnya besar kalau volumenya tinggi. Itu bisa sejam sendiri menunggu di situ. Nah ini secara sistem yang enggak efisien. Padahal enggak perlu berhenti jadi berhenti untuk bayar," terangnya.
Intinya, kata Herry, kebijakan itu diambil untuk meningkatkan kenyamanan para pengguna tol JORR. Meskipun dalam penerapannya harus ada yang merasa dirugikan. Meski begitu, ia menegaskan, kebijakan tarif integrasi tol JORR bukan berarti memberikan keuntungan lebih bagi pengelola, sebab pengelola akan menerima pembayaran yang lebih sedikit untuk pengguna jarak jauh.
"Ini cross subsidi kalau mau dibilang seperti itu," imbuhnya.
Ia melanjutkan, pengelola akan lebih efisien dengan tidak ada lagi banyak gerbang tol. Meskipun dampak itu juga akan terasa positif bagi para pengguna.
(责任编辑:综合)
- ·INTIP: Buah
- ·Polisi Tangkap Tiga Mafia Pengaturan Skor
- ·Jelang Hari Raya Idul Adha, Karyawan Muslim PalmCo Siapkan Ribuan Hewan Qurban
- ·Panggilan Pertama Tak Hadir, Aher Tetap Diperiksa KPK
- ·FOTO: Cerita dari Kota Tua Padang dan Sebuah Harmoni Akulturasi
- ·5 Jenis Teh untuk Penderita Diabetes
- ·Moo Deng Punya Saingan, Eva Si Harimau Emas Tak Kalah Menggemaskan
- ·Panggilan Pertama Tak Hadir, Aher Tetap Diperiksa KPK
- ·Ngantor Pakai Piyama dan Baju Rumahan Jadi Tren Baru di China
- ·Bergerombol di Musim Hujan, Ini Cara Ampuh Usir Kecoak dari Rumah
- ·Alasan Turis AS Kagum KRL Jakarta Dibanding Kereta di New York
- ·Bali Masuk Tempat Wisata yang Tak Layak Dikunjungi di 2025
- ·Dua Desa di Indonesia Jadi Desa Wisata Terbaik di Dunia 2024
- ·Catat, 5 Diet Ini Disebut Paling Ampuh untuk Turunkan Berat Badan
- ·Anggota Tim Pemenangan Nasional Diungkap Hasto Kristiyanto: Dari Profesional Hingga Elite Partai
- ·Pemkab Kediri Bagikan Ratusan PTSL di Desa Sambiresik dan Nambaan
- ·5 Jenis Teh untuk Penderita Diabetes
- ·Dua Desa di Indonesia Jadi Desa Wisata Terbaik di Dunia 2024
- ·Menkes soal Turis Australia Kena DBD di Bali: Harusnya Bersyukur
- ·Indonesia 7 Tahun Beruntun Raih Gelar Negara Paling Dermawan di Dunia