会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 Studi Kaitkan Diet Intermittent Fasting dan Risiko Penyakit Jantung!

Studi Kaitkan Diet Intermittent Fasting dan Risiko Penyakit Jantung

时间:2025-06-07 11:43:37 来源:quickq官网下载电脑版官方 作者:百科 阅读:491次
Jakarta,quickqapp苹果版 CNN Indonesia--

American Heart Association (AHA) merilis sebuah hasil penelitian yang menghubungkan dietintermittent fastingdengan risiko penyakit jantung.

Studi Kaitkan Diet Intermittent Fasting dan Risiko Penyakit Jantung

Secara spesifik, studi tersebut menemukan diet jenis ini dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung.

Menukil laman AHA, penelitian ini mengumpulkan data lebih dari 20 ribu orang dewasa, sebagai bagian dari survei nasional Amerika Serikat (AS) yang dilakukan selama 2013-2018.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pilihan Redaksi
  • Diet Intermittent Fasting ala Ade Rai, Bantu Usir Lemak
  • Diet Intermittent Fasting Bisa Turunkan Berat Badan, Asal...
  • Amankah Diet Intermittent Fasting, Ini Kata Dokter Gizi

Studi juga menemukan bahwa orang yang memiliki penyakit jantung dan punya kebiasaan makan dalam jangka waktu kurang dari 10 jam sehari berisiko kematian akibat penyakit kardiovaskular 66 persen lebih tinggi.

Secara keseluruhan, menjalani pola makan yang dibatasi oleh waktu tidak menurunkan risiko kematian akibat apa pun.

Diet intermittent fastingsendiri dikenal sebagai pola makan yang membagi antara waktu makan dan puasa. Ada beberapa jenis diet intermittent fasting, di mana pembagian waktu makan dan puasa berbeda satu sama lain.

Studi diet intermittent fasting dan risiko jantung dinilai kontroversial

Intermittent Fasting Weight Loss dieting conceptIlustrasi. Studi kontroversial menemukan hubungan antara diet intermittent fasting dengan risiko kematian penyakit jantung. (iStockphoto/clubfoto)

Penelitian tentang diet intermittent fastingdan risiko penyakit jantung menjadi sorotan dan kontroversial. Para ahli meminta masyarakat untuk tidak menelan hasil studi tersebut begitu saja.

Dokter spesialis jantung di UCLA Health Megan Karmath mengatakan bahwa penelitian yang dimaksud belum dipublikasikan secara resmi. Penelitian juga belum menjalani tahap peer-reviewyang jadi tolok ukur kredibilitas sebuah studi.

"Peer-reviewadalah bagian penting dari proses penerbitan hasil studi untuk memastikan penelitian yang akurat," ujar Karmath, mengutip Verywell Health.

Ditambah lagi, data tersebut juga hanya didasarkan pada asupan makanan selama dua hari. Karmath menilai, waktu tersebut sangat terbatas untuk membuat sebuah kesimpulan.

Lihat Juga :
Apakah Perut Buncit Bisa Kecil Tanpa Olahraga?

"Data makan selama dua hari adalah waktu yang terbatas, apalagi saat dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular dan semua penyebab kematian," ujar Karmath.

Karmath juga mencatat sejumlah keterbatasan dalam studi tersebut. Misalnya, informasi tentang apa saja yang dikonsumsi peserta studi selama waktu makan.

Selain itu, studi ini juga tak memasukkan faktor risiko gaya hidup lainnya yang bisa memicu penyakit kardiovaskular seperti tingkat aktivitas fisik dan kebiasaan merokok.

Dokter spesialis jantung di Northwell Health Joseph Daibes justru menyoroti beberapa manfaat diet intermittent fasting. Beberapa manfaat ini telah ditemukan dalam sejumlah studi terdahulu.

"Kami memiliki data yang menunjukkan bahwa puasa intermiten dan makan dengan batasan waktu bermanfaat bagi kesehatan karena berbagai alasan," ujar Daibes.

ilustrasi diet rendah proteinIlustrasi. Studi tentang diet intermittent fasting dan risiko penyakit jantung dinilai kontroversial. (iStockphoto/kitzcorner)

Misalnya, sebuah meta-analisis pada 2019 menemukan, membatasi waktu makan dikaitkan dengan penurunan tekanan darah, penurunan berat badan, dan peningkatan angka harapan hidup.

Yang terpenting, lanjut Daibes, adalah asupan bergizi di saat waktu makan.

"Anda perlu melakukan pola puasa intermiten dengan cara yang benar. Anda tak bisa bebas makan apa saja yang diinginkan selama batas waktu makan yang ditentukan," ujar Daibes.

Alih-alih mempercayai begitu saja studi tentang diet intermittent fastingdan risiko jantung yang kontroversial ini, Daibes menyarankan Anda untuk menjalani pola makan seimbang. Perbanyak asupan nabati dari sayuran dan daging putih atau ikan.

[Gambas:Video CNN]



(asr/asr)

(责任编辑:探索)

相关内容
  • Malaysia Masuk 10 Negara Paling Bahagia di Dunia, Indonesia?
  • Polri Gunakan Alat Trafic Accident Analysis Usut Kasus Kecelakaan Mahasiswa UI dan Mahasiswa Cianjur
  • Jalur Pendakian Papandayan yang Wajib Diketahui sebelum Mendaki
  • Mantan Miss Universe Irlandia Kini Jadi Sopir Truk
  • FOTO: Nuansa Manis Koleksi Lebaran Metro Festive Raya
  • Ragunan: Lokasi, Jam Buka, Fasilitas, dan Tiket Masuk Terbaru
  • Korlantas Polri Tambah 34 Titik ETLE di 3 Wilayah Hukum Polda Berikut Ini
  • Harapan Kuasa Hukum Putri Candrawathi Terhadap Tuntutan JPU, Singgung Membesarkan Anak
推荐内容
  • Jepang Rilis Visa Digital Nomad 6 Bulan untuk 49 Negara, RI Termasuk?
  • Yang Tersisa di Medan Zoo, Potret Buram Pengelolaan Satwa di Indonesia
  • Waspada, Ternyata Ini Penyebab Kasus DBD di Indonesia Naik
  • Menjiplak! Anies Pakai Tagline Pemprov DKI Untuk Kampanye Pilpres 2024, Heru Budi: Hahaha...!
  • FOTO: Retrospeksi Nicholas Ghesquiere dan Seleb Korea di Show LV
  • Benarkah Jus Jambu Bisa Menaikkan Trombosit Pasien DBD?