Bisakah Makan Gorengan dengan Lebih Sehat?
Praktik makan gorengansebagai menu harian dilakukan oleh miliaran orang di seluruh dunia.
Di negara-negara Islam, cara memasak makanan dengan digoreng juga meningkat pesat di bulan puasa, terutama untuk hidangan berbuka dan sahur. Ini termasuk ayam atau ikan goreng, hingga makanan ringan seperti bakwan atau tahu goreng.
Penelitian di Bangladesh menunjukkan konsumsi gorengan mahasiswa naik saat Ramadan, dibandingkan dengan saat hari biasa. Mereka mengonsumsi setiap hari dengan membeli jajanan yang digoreng di sekitar kampus atau di rumah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Konsumsi gorengan yang berlebihan perlu diwaspadai karena meningkatkan resiko terhadap perbagai penyakit tidak menular (PTM) obesitas, diabetes, hipertensi, gagal jantung, stroke, ateroskerosis dan kanker kolon," kata Guru Besar Ilmu Gizi IPB Prof Katrin Rosita pada CNN Indonesia.
Kandungan minyak yang diserap oleh gorengan ini bergantung pada jenis gorengan, bentuk gorengan, hingga waktu menggoreng atau suhu yang dipakai untuk memanaskan minyak," kata
Pilihan Redaksi
|
Maksimal dua potong
Agar lebih sehat saat mengonsumsi gorengan, maka disarankan minyak bekas menggoreng tidak terus dipakai ulang.
"Penggunaan minyak secara berulang-ulang meningkatkan resiko. Minyak goreng maksimal dipakai tiga kali untuk menggoreng," tambah Katrin.
Sebagian penelitian lain bahkan menyarankan penggunaan ulang minyak goreng maksimal hanya satu kali saja.
Pasalnya, menggoreng bahan makanan menyebabkan terjadinya proses oksidasi, yang kemudian mendorong jumlah asam lemak tak jenuh (trans fat) dalam makanan meningkat.
Trans fat dituding meningkatkan risiko hipertensi dan berbagai kasus kanker termasuk payudara, usus, usus besar, ginjal dan pankreas.
Untuk mengurangi risiko, Prof Katrin Rosita menekankan pentingnya pembatasan kuantitas makanan yang dikonsumsi, apalagi kalau gorengan dimakan setiap hari.
"Berdasarkan studi Harvard Medical School (2021) konsumsi 114 gram gorengan per hari dapat meningkatkan 3% resiko terkena berbagai penyakit penyumbatan arteri, gagal jantung dan stroke. 114 gram itu ya sekitar 2 potong makanan gorengan ukuran standar lah," jelasnya.
Konsumsi lebih dari dua potong gorengan dalam sehari, boleh dilakukan "sesekali" tetapi bukan setiap hari, tambahnya.
Dalam penelitian lain terungkap risiko terjangkit hipertensi meningkat ketika konsumsi gorengan dilakukan lebih dari empat kali dalam sepekan.
Khusus untuk menjaga lambung tetap aman dari serangan luka atau tukak, ahli menyarankan menghindari makanan yang asam dan berminyak. Makanan olahan yang mengandung perasa kuat, terlalu manis dan sangat asin juga terbukti berperan menyebabkan datangnya penyakit.
Sebaliknya, disarankan memperbanyak konsumsi cairan, kacang-kacangan, ikan, buah, sayur dan madu.
(vws/vws)(责任编辑:焦点)
- ·FOTO: Nuansa Manis Koleksi Lebaran Metro Festive Raya
- ·Dituding Kader PKI, Menteri Nasir Bakal Didatangi Polisi
- ·Kapuspen Ungkap Sanksi Tegas Oknum TNI yang Diduga Aniaya Anggota KKB Papua
- ·Gaya Putri Brunei Ameerah Jadi Sorotan, Pakai Jam Mewah Rp1,7 M
- ·5 Keistimewaan 10 Hari Kedua Bulan Ramadhan, Diampuni Segala Dosa
- ·Tegas! Polisi Bakal Tindak Sopir Bus Gunakan Klakson Telolet
- ·Gaya Putri Brunei Ameerah Jadi Sorotan, Pakai Jam Mewah Rp1,7 M
- ·Telah Meluncur Honda Civic Type R Ultimate Edition, Cuma Ada 40 Unit di Dunia
- ·Spanyol Segera Hapus Penerbangan Jarak Pendek, Diganti Jalur Kereta
- ·Bahlil Lapor Prabowo Soal Tambang Raja Ampat, Operasional GAG Langsung Dihentikan
- ·PDIP Sebut Gibran Anak Ingusan, PSI : Sangat Tidak Etis!
- ·CHARLES & KEITH Icon Bali, Hadirkan Pengalaman Khas Pulau Dewata
- ·Ratu Ngadu Bonu Wulla Terpilih Lagi di NTT, Caleg Nasdem Mengundurkan Diri
- ·VIDEO: Ramaikan Euro 2024, Tukang Daging Ciptakan Sosis Bendera Jerman
- ·VIDEO: Bagaimana Jika Tak Sengaja Mimpi Basah saat Berpuasa?
- ·HTI Diduga Gelar Acara di TMII, Polisi Telusuri
- ·HTI Diduga Gelar Acara di TMII, Polisi Telusuri
- ·VIDEO: Melihat Al Safwah Tower, Pusat Oleh
- ·Yayasan Mochammad Thohir Tebar 18 Hewan Kurban
- ·FOTO: Merayakan Tren Gaya Hidup Herbal di Indonesia